Pengaturan Penghawaan dan Pencahayaan Pada Bangunan

On 2019-05-18, in Info, by editor

Dua elemen pada desain bangunan yang harus mendapat perhatian adalah tata pencahayaan dan penghawaan.  Dua elemen ini sangat penting dilakukan secara benar, dengan tujuan agar ruang-ruang di dalam bangunan mendapat pencahayaan dan penghawaan alami cukup, agar memberi kenyamanan pemakai dalam melakukan aktivitasnya. Ruang-ruang yang memiliki penghawaan dan pencahayaan alami baik juga akan memiliki kelembaban udara cukup, sehingga kesehatan lingkungan tetap terjaga. Selain itu, memiliki penghawaan dan pencahayaan alami yang cukup berarti menghemat energi listrik yang diperlukan, karena tidak tergantung pada pencahayaan dan penghawaan buatan.

Bagaimana cara menghemat energi pada penghawaan dan pencahayaan di dalam rumah?

Menghemat energi di dalam bangunan/rumah dapat dilakukan dengan mengurangi pemakaian penghawaan dan pencahayaan buatan. Beberapa  cara untuk mengurangi konsumsi energi di dalam rumah antara lain:

Pengudaraan/penghawaan alami

- Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan matahari dan angin. Letak gedung yang paling menguntungkan apabila memilih arah dari timur ke barat. Bukaan-bukaan menghadap Selatan dan Utara agar tidak terpapar langsung sinar matahari.

- Letak gedung tegak lurus terhadap arah angin

- Bangunan sebaiknya berbentuk persegi panjang, hal ini menguntungkan dalam penerapan ventilasi silang

- Menghadirkan pohon peneduh di halaman yang dapat menurunkan suhu

- Memiliki bukaan yang cukup untuk masuknya udara

- Penempatan bukaan secara horizontal maupun vertikal

- Penempatan ruangan yang lebih besar ke arah aliran angin

- Hindari penempatan bukaan dengan jarak yang terlalu dekat, hal ini menyebabkan perputaran angin telalu cepat

- Hindari penempatan bukaan yang benar-benar berseberangan, hal ini menyebabkan angin yang masuk langsung keluar begitu saja

- Memperhatikan orientasi jendela terhadap matahari, misalnya ruang tidur tidak boleh menghadap ke barat

- Memakai menara angin, yang berfungsi menangkap dan menghisap angin, sehingga udara dapat terus bersirkulasi

- Memakai material alami yang lebih banyak menyerap panas, seperti perlengkapan interior dari kayu, pagar dan dinding tanaman.

- Plafon yang ditinggikan, agar udara dapat bergerak lebih bebas

- Memakai bentuk atap miring (pelana sederhana) yang dapat mengeliminasi suhu di bawah ruang bawah atap

- Ruang yang mengakibatkan tambahan panas (dapur) sebaiknya dijauhkan sedikit dari rumah

- Ruang yang menambah kelembaban (kamar mandi, wc, tempat cuci) harus  direncanakan dengan pertukaran udara yang tinggi.

- Memberi teras pada bangunan/rumah, berfungsi sebagai area peralihan antara ruang luar (halaman) dengan ruang dalam (bangunan) yang dapat menciptakan iklim mikro, baik di dalam bangunan ataupun di sekitarnya.

- Memberi teritisan lebar di sekeliling atap bangunan untuk membuat ruang di dalamnya semakin sejuk

Beberapa cara untuk meningkatkan kualitas udara di dalam bangunan:

- Penataan ruang yang tepat

- Memakai bahan bangunan dan bahan perabot yang mengandung bahan kimia sedikit

- Memastikan tidak ada jamur pada elemen bangunan dan perabot akibat kelembaban tinggi

- Memperbanyak penanaman tumbuhan hijau

- Membatasi merokok di dalam ruangan

- Mamakai konsep secondary skin pada fasad untuk meredam panas matahari.

- Menyediakan lahan terbuka di dalam bangunan

- Menggunakan Insulator panas di bawah material atap

- Meletakkan Kolam air pada lingkungan bangunan

Suhu ideal di dalam bangunan khususnya rumah adalah 24-26 °C dengan kelembaban 50%-60%. Suhu dan kelembaban yang lebih tinggi atau lebih rendah dari ambang batas tersebut akan mengurangi tingkat kenyamanan rumah untuk dihuni.

Umumnya luas total seluruh bidang jendela pada sebuah ruang yang baik bagi pencahayaan alami kira-kira antara 1/6 – 1/8 dari luas lantai ruangan tersebut.

Clearance PromotionBuy NowSpecial DiscountPromo Decra
Order Now Informasi tehnik Join Us