Kebocoran pada atap rumah merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi dan persoalannya akan bertambah merepotkan manakala terjadinya di saat penghuni rumah sedang tertidur lelap dan keesokan harinya air telah memenuhi bagian rumah atau membasahi furniture kesayangan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pada awal pembangunan rumah, orang tidak terlalu memperhatikan atap dan material penutupnya karena yang penting bagi mereka adalah atap tidak bocor, tapi untuk berapa lama? Bila dalam jangka waktu 5 s/d 10 tahun ke depan harus selalu melakukan perbaikan atap tentu akan sangat merepotkan, dari segi waktu, tenaga dan biaya.
Beberapa hal yang harus dicermati untuk menyiasati masalah kebocoran atau rembes adalah :
1. Sudut kemiringan atap
Sudut kemiringan atap yang kurang tepat akan rawan bocor akibat tampias dari curahan air hujan apalagi disertai angin kencang. Selain itu posisi genteng juga rawan melorot dan mengakibatkan kebocoran. Sudut kemiringan atap yang ideal adalah antara 30 s/d 40 derajat.
2. Kondisi rangka dan reng
Kondisi rangka dan reng yang melendut, tidak konsisten dan tidak sejajar serta jarak reng yang tidak tepat akan menyebabkan genteng sulit dipasang dan menimbulkan rongga yang mengundang masuknya air sehingga bocor.
3. Pilih produk penutup atap yang berkualitas baik
Biasanya kebocoran dapat timbul karena pada produk genteng timbul retak atau keropos dan berkarat. Bentuk geometris genteng yang tidak konsisten, tidak presisi akan menyulitkan pemasangan sehingga tidak rapi dan tidak rapat berakibat air tampias pada waktu hujan.
Genteng yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Segi Fungsional : Tidak bocor dan kuat serta memberikan rasa aman dan nyaman.
Segi Estetika : Bentuk genteng presisi (tidak deformasi/meleot) sehingga terlihat rapi pada saat dipasang juga harus tahan terhadap segala cuaca, tidak luntur dan tidak pudar.
Segi Durability (Life time) : Awet dan tahan lama dalam jangka waktu puluhan tahun baik secara fungsional maupun estetika.
4. Perhatikan area sambungan bidang atap seperti area nok/karpus dan jurai.
– Area bubungan (nok) merupakan sisi atap yang teratas. Karena kualitas pemasangan yang beragam, kadang kala posisi nok dibuat menjadi terlalu tinggi akibatnya bahan pengisi adukan semen juga menjadi tinggi atau tebal. Ini menyebabkan resiko terjadinya retak-retak pada adukan semen karpus berakibat bocornya atap rumah karena rembesan air di karpus nok saat hujan. Menambalnya dengan pelapis antibocor atau semen hanya bersifat sementara dan akan menjadi rutinitas yang berulang-ulang.
– Area jurai ialah pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan dalam (jurai dalam) atau pada sudut bangunan luar (jurai luar), umumnya orang menutupnya dengan menggunakan seng dan karpet. Namun dalam jangka waktu tertentu seng bisa berkarat dan karpet bisa lapuk sehingga menyebabkan kebocoran.
Dari segi estetika pun atap terlihat kurang indah karena warna tidak seragam dengan warna genteng badan. Selain itu karena area jurai adalah pertemuan dua bidang atap, terdapat potongan-potongan kecil yang tidak ada kaitan di reng sehingga genteng dapat melorot dan bisa berakibat bocor.
*Lakukan pengecekan secara teratur
Pengecekan secara rutin setiap beberapa bulan dapat menghindari masalah kebocoran yang lebih besar. Periksa setiap material yang terbuat dari kayu, karena ada kemungkinan lapuk atau dikikis rayap. Bersihkan talang air dari kotoran atau sisa-sisa daun yang bisa menyebabkan mampet dan berakibat bocor. Pada prinsipnya membeli genteng adalah Keputusan Satu Kali untuk jangka waktu yang sangat lama. Keputusan yang salah akan mengakibatkan biaya yang jauh lebih besar untuk memperbaikinya.
Severity: Notice
Message: Trying to get property of non-object
Filename: blog/index.php
Line Number: 62