Butterfly roof adalah desain atap untuk rumah dan bangunan berbentuk sayap kupu-kupu yang diciptakan paska perang di Amerika. Ide dasarnya dikemukakan oleh desainer dan arsitektur yang ingin menghadirkan atap dengan garis-garis yang tegas dan lurus, dengan elemen organik dalam pembangunan rumah-rumah di perkotaan serta dalam rangka memodernisasi rumah tradisional di Amerika. Butterfly roof atau atap kupu-kupu memiliki desain yang cukup eye-catching karena bentuknya yang berusaha meniru sayap kupu-kupu saat meregang ke atas.
Struktur garis pada jenis atap butterfly roof ini cukup estetis, tapi kadang-kadang dapat menyebabkan masalah pada drainase atau integritas struktural. Butterfly roof ini mungkin hanya sedikit bisa kita temui di Indonesia, namun atap model ini begitu populer di Amerika.
Butterfly roof cocok untuk daerah yang kering dan tandus dan minim curah hujan
Butterfly roof merupakan fitur umum dalam desain rumah selama abad pertengahan. Di era sekarang ini, penggunaan butterfly roof masih sangat populer untuk desain rumah modern di tempat-tempat beriklim panas dan tandus di Amerika, seperti Hawaii. Lembah pada butterfly roof dibuat untuk menangkap curah hujan dan menyalurkannya ke wadah atau penampung yang telah disediakan.
Fitur-fitur butterfly roof: cara mengenalinya
Butterfly roof dibentuk oleh dua gables yang berdekatan dan miring ke dalam hingga bertemu di tengah-tengah, sehingga menciptakan sebuah lembah di tengah atap. Eaves pada eksterior atap cenderung unik dan berbeda dari desain atap kebanyakan karena memiliki sudut yang terbuka ke atas ketimbang ke bawah. Desain butterfly roof ini menyerupai kupu-kupu saat mengepakkan sayap ke atas.
Keuntungan menggunakan butterfly roof
Butterfly roof pada awalnya dirancang untuk menadah curah hujan pada lembah atau daerah cekung di tengah-tengah atap di antara gable yang landai. Pola butterfly roof ini memungkinkan pemilik rumah untuk memanfaatkan air hujan tersebut untuk keperluan lain, seperti menyiram tanaman, untuk keperluan di toilet, dan bahkan untuk minum. Tentu saja desain atap tersebut tepat diaplikasikan pada rumah di daerah dengan curah hujan sedikit. Kebalikannya, desain atap konvensional dibuat sehingga air hujan akan segera dialirkan keluar dari atap saat hujan tiba, untuk melindungi rumah dari kelembaban, lumut, atau kebocoran.
Butterfly roof juga sangat aerodinamis dan sangat berguna pada lingkungan dengan angin yang kencang. Selain memiliki manfaat ekologis, butterfly roof juga memiliki desain yang estetis. Desain atap ini memungkinkan adanya improvisasi atau perbaikan dan penambahan pada desain eksteriornya, seperti jendela.
Kerugian penggunaan butterfly roof
Kelemahan utama butterfly roof adalah masalah drainase, yang membuat desain atap ini tidak cukup praktis untuk diterapkan pada daerah dengan intensitas curah hujan yang tinggi, seperti di Indonesia. Ketika air terakumulasi di pusat atap dan tidak secara teratur dialirkan ke dalam sebuah wadah, air akan memblok sistem drainase dan membebani tiang-tiang penyangga atap, sehingga menyebabkan kebocoran. Meskipun butterfly roof memiliki dinding tinggi di ke dua sisi bangunan, pusat atapnya justru memiliki langit-langit yang lebih rendah.
Struktur yang tidak biasa ini juga berimplikasi pada pencahayaan dan dekorasi interior yang tidak sama dengan yang biasa kita temui di rumah-rumah konvensional. Artinya, perlu ada beberapa penyesuaian pada interior rumah dengan atap butterfly roof. Selamat mencoba!
Severity: Notice
Message: Trying to get property of non-object
Filename: blog/index.php
Line Number: 62